Hingga saat ini Indonesia telah memiliki 2.070 startup lokal dari berbagai sektor. Hal itu gak terlepas dari perkembangan ekonomi digital di Tanah Air yang tengah mengalami perkembangan signifikan.
Pesatnya penetrasi digital ini membuat iklim bisnis mau gak mau merambah kebutuhan pasar akan layanan yang mudah, cepat, aman, dan efisien. Dampaknya pertumbuhan perusahaan rintisan atau startup di Indonesia cukup kencang.
Akan tetapi ada beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi yakni sektor on-demand services, financial technology (fintech), hingga e-commerce.
“Perkembangan industri startup yang cukup cepat ini harus segera direspons oleh pemerintah. Terutama BKPM, sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi pelayanan dan pelaksanaan penanaman modal,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.
Dengan itu BKPM, menginginkan startup Kita bisa berkembang dengan baik, bukan hanya sekedar muncul dan tenggelam. Salah satunya adalah mendorong startup mendapatkan investor melalui ajang Regional Investment Forum (RIF) 2019.
“RIF tahun ini memang diharapkan menjadi meeting point bagi para investor, pelaku bisnis startup, pemerintah daerah, dan stakeholders terkait lainnya. Sehingga perkembangan industri ini memiliki dampak yang maksimal bagi investasi Indonesia,” jelasnya.
Dengan ajang RIF 2019, BKPM mengharapkan dapat membuka jalur komunikasi antara pemerintah daerah, calon investor, dan startup guna mendorong investasi di bidang ekonomi digital dan pariwisata Indonesia.
“Saya mendorong, misalnya pemda-pemda untuk lebih mendalami peranan aplikasi dan digital online. Sekarang itu, (aplikasi digital) sudah tidak opsional, sudah bukan pilihan,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara memprediksi nilai transaksi ekonomi digital Indonesia pada 2020 mendatang bisa mencapai US$ 130 miliar.
Sebab, berbagai layanan pariwisata seperti pembelian tiket moda transportasi, akomodasi, hingga kuliner, dan gaya hidup telah merambah era digital.
“Ekonomi digital di sektor pariwisata untuk hotel berbintang US$ 6 miliar hingga US$ 7 miliar. Itu baru penginapan berbintang, belum lagi hotel melati, ini kan sekarang reservasinya online, saya belum hitung lagi,” paparnya.
Sedangkan dari sub sektor airlines setidaknya akan menghasilkan lebih dari US$ 10 miliar per tahun.
Pesatnya penetrasi digital ini membuat iklim bisnis mau gak mau merambah kebutuhan pasar akan layanan yang mudah, cepat, aman, dan efisien. Dampaknya pertumbuhan perusahaan rintisan atau startup di Indonesia cukup kencang.
Akan tetapi ada beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi yakni sektor on-demand services, financial technology (fintech), hingga e-commerce.
“Perkembangan industri startup yang cukup cepat ini harus segera direspons oleh pemerintah. Terutama BKPM, sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi pelayanan dan pelaksanaan penanaman modal,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.
Dengan itu BKPM, menginginkan startup Kita bisa berkembang dengan baik, bukan hanya sekedar muncul dan tenggelam. Salah satunya adalah mendorong startup mendapatkan investor melalui ajang Regional Investment Forum (RIF) 2019.
“RIF tahun ini memang diharapkan menjadi meeting point bagi para investor, pelaku bisnis startup, pemerintah daerah, dan stakeholders terkait lainnya. Sehingga perkembangan industri ini memiliki dampak yang maksimal bagi investasi Indonesia,” jelasnya.
Dengan ajang RIF 2019, BKPM mengharapkan dapat membuka jalur komunikasi antara pemerintah daerah, calon investor, dan startup guna mendorong investasi di bidang ekonomi digital dan pariwisata Indonesia.
Ekonomi Digital dan Pariwisata
Kedepan, sektor ekonomi digital dan pariwisata bisa menjadi motor penggerak investasi di Indonesia. Akan tetapi, bukan hanya dari sisi pelaku startup, pemerintah sendiri harus melek akan ekonomi digital.“Saya mendorong, misalnya pemda-pemda untuk lebih mendalami peranan aplikasi dan digital online. Sekarang itu, (aplikasi digital) sudah tidak opsional, sudah bukan pilihan,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara memprediksi nilai transaksi ekonomi digital Indonesia pada 2020 mendatang bisa mencapai US$ 130 miliar.
Sebab, berbagai layanan pariwisata seperti pembelian tiket moda transportasi, akomodasi, hingga kuliner, dan gaya hidup telah merambah era digital.
“Ekonomi digital di sektor pariwisata untuk hotel berbintang US$ 6 miliar hingga US$ 7 miliar. Itu baru penginapan berbintang, belum lagi hotel melati, ini kan sekarang reservasinya online, saya belum hitung lagi,” paparnya.
Sedangkan dari sub sektor airlines setidaknya akan menghasilkan lebih dari US$ 10 miliar per tahun.
Post A Comment:
0 comments: