Bisnis kuliner di era millennial saat ini menjadi peluang yang amat menggiurkan. Bayangkan saja Putra Presiden Joko Widodo pun juga memiliki bisnis kuliner.
Ditambah dengan pasar digital yang mendukung bisnis kuliner seperti layanan pesan antar melalui ojek daring seperti Gojek dan Grab.
Tak pelak potensi bisnis kuliner saat ini menjadi semakin besar dan luas. Akan tetapi perlu ada kiat-kiat khusus dalam menjalankan bisnis kuliner.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun yang juga pemilik bisnis kuliner khas Sulawesi Selatan yakni Raja Konro Daeng Naba ini berbagi tipsnya:
“Harus paham tentang pasar atau peminat tentang produk yang akan dijual. Apakah mengambil posisi dalam berkompetisi yaitu leader atau ciptakan produk sebagai produk baru sebagai pemimpin pasar. Atau challenge atau menantang, follower atau mengikuti dan atau niche atau punya pasar sendiri,” ujar Ikhsan saat berbincang dengan Moneysmart.id.
Dengan itu, lanjut Ikhsan pemilik bisnis akan mengetahui sejauh mana peta persaingan bisnis kuliner yang dihadapinya.
Dengan ini maka akan mengetahui dengan jelas mulai dari suplai bahan baku, proses pembuatan, pengemasan, hingga penjualan, dan respon konsumen.
“Harus paham memproduksi Barang atau produk yg akan dijual. Harus paham tentang Pengoperasian kegiatan penjualan, pengiriman dan juga kontrol keuangan. Minta restu orang tua. Niatnya harus benar,” kata Ikhsan.
Jika dalam sekali kecil bisa berjalan dengan baik, maka bukan tidak mungkin usaha yang dijalankan akan beranjak menjadi besar, dan tidak mungkin dari awal langsung besar.
“Untuk pemula hindari berpikir langsung usaha mau dalam skala besar. Lebih baik dari mikro atau kecil agar jika merugi gak banyak kerugian yang akan diderita,” paparnya.
Ikhsan menegaskan, pebisnis pemula kadang tidak memperhatikan dengan cermat usaha yang dijalani atau bahkan hanya ikut-ikutan saja.
Menurutnya terdapat beberapa kebiasaan buruk yang perlu dihindari oleh pengusaha pemula. Seperti tidak jelas dalam memposisikan produk, harga barang serta services yang akan dijual. Ikut-ikutan dalam bisnis kuliner padahal tidak paham mulai dari produkai hingga kontrol keuangan.
“Jika tidak paham tentang semua hal diatas mulailah merintis dengan franchise dalam skala kecil,” ungkapnya.
Akan tetapi, Ikhsan menegaskan, masalah permodalan bukanlah hal yang utama, permodalan bisa diatas dengan kecermatan dalam melihat peluang.
“Permodalan bukanlah hal yang utama, jika belum punya modal usahakan kerja dulu dalam suatu usaha kuliner yang rencana akan dilakukan sendiri, sambil nabung modal dan juga paham seluk beluk kuliner yang akan dijual,” jelasnya.
“Ketangguhan jika ramai atau tidak ramai jangan sampai menurunkan kualitas. Tips bagi milenial, mulailah berusaha dalam skala mikro walau ada modal, apalagi tidak ada modal. Jangan merasa mampu atau sombong jika sudah berhasil, karena ketahuilah Tuhan yang berikan rezeki atas kerja keras dan ridho dari orang tua,” pungkasnya.
Ditambah dengan pasar digital yang mendukung bisnis kuliner seperti layanan pesan antar melalui ojek daring seperti Gojek dan Grab.
Tak pelak potensi bisnis kuliner saat ini menjadi semakin besar dan luas. Akan tetapi perlu ada kiat-kiat khusus dalam menjalankan bisnis kuliner.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun yang juga pemilik bisnis kuliner khas Sulawesi Selatan yakni Raja Konro Daeng Naba ini berbagi tipsnya:
1. Pahami Pangsa Pasar
Ikhsan mengatakan, dalam menggeluti bisnis kuliner persoalan utama yang harus dikuasai adalah memahami tentang pangsa pasar.“Harus paham tentang pasar atau peminat tentang produk yang akan dijual. Apakah mengambil posisi dalam berkompetisi yaitu leader atau ciptakan produk sebagai produk baru sebagai pemimpin pasar. Atau challenge atau menantang, follower atau mengikuti dan atau niche atau punya pasar sendiri,” ujar Ikhsan saat berbincang dengan Moneysmart.id.
Dengan itu, lanjut Ikhsan pemilik bisnis akan mengetahui sejauh mana peta persaingan bisnis kuliner yang dihadapinya.
2. Paham Proses Produksi
Kemudian, selain mempelajari peta persaingan dan mengetahui posisi produk yang akan dijual, tahap selanjutnya adalah lahan proses produksi dari sebuah produk kuljner yang dijual.Dengan ini maka akan mengetahui dengan jelas mulai dari suplai bahan baku, proses pembuatan, pengemasan, hingga penjualan, dan respon konsumen.
“Harus paham memproduksi Barang atau produk yg akan dijual. Harus paham tentang Pengoperasian kegiatan penjualan, pengiriman dan juga kontrol keuangan. Minta restu orang tua. Niatnya harus benar,” kata Ikhsan.
3. Jangan Berpikir Langsung Besar
Dalam memulai usaha sebaiknya jangan pernah berpikir untuk memiliki usaha dalam sekali coba langsung besar. Sebab dalam merintis usaha sebaiknya perlahan pada proses tapi pasti dalam tujuan dan target.Jika dalam sekali kecil bisa berjalan dengan baik, maka bukan tidak mungkin usaha yang dijalankan akan beranjak menjadi besar, dan tidak mungkin dari awal langsung besar.
“Untuk pemula hindari berpikir langsung usaha mau dalam skala besar. Lebih baik dari mikro atau kecil agar jika merugi gak banyak kerugian yang akan diderita,” paparnya.
4. Hindari Kebiasaan Buruk Pebisnis Pemula
Ikhsan menegaskan, pebisnis pemula kadang tidak memperhatikan dengan cermat usaha yang dijalani atau bahkan hanya ikut-ikutan saja.
Menurutnya terdapat beberapa kebiasaan buruk yang perlu dihindari oleh pengusaha pemula. Seperti tidak jelas dalam memposisikan produk, harga barang serta services yang akan dijual. Ikut-ikutan dalam bisnis kuliner padahal tidak paham mulai dari produkai hingga kontrol keuangan.
“Jika tidak paham tentang semua hal diatas mulailah merintis dengan franchise dalam skala kecil,” ungkapnya.
5. Modal Bukan yang Utama
Permodalan kerap kali menjadi hambatan bagi pebisnis pemula, bahan menjadi salah satu pertimbangan besar setiap orang untuk menjalankan bisnis.Akan tetapi, Ikhsan menegaskan, masalah permodalan bukanlah hal yang utama, permodalan bisa diatas dengan kecermatan dalam melihat peluang.
“Permodalan bukanlah hal yang utama, jika belum punya modal usahakan kerja dulu dalam suatu usaha kuliner yang rencana akan dilakukan sendiri, sambil nabung modal dan juga paham seluk beluk kuliner yang akan dijual,” jelasnya.
6. Tantangan Bisnis Kuliner
Menurut Ikhsan, dalam bisnis kuliner tantangan utamanya adalah adalah pesaing, konsistensi pelayanan dan kualitas rasa dan kebersihan.“Ketangguhan jika ramai atau tidak ramai jangan sampai menurunkan kualitas. Tips bagi milenial, mulailah berusaha dalam skala mikro walau ada modal, apalagi tidak ada modal. Jangan merasa mampu atau sombong jika sudah berhasil, karena ketahuilah Tuhan yang berikan rezeki atas kerja keras dan ridho dari orang tua,” pungkasnya.
Post A Comment:
0 comments: