Buat para pebisnis khususnya yang baru terjun, mengetahui revenue adalah apa dan profit gimana sangatlah penting. Sebab, kedua istilah tersebut sering kali tertukar dan ada pula yang kurang mengerti.
Nah, sebelum benar-benar terjun ke dunia bisnis, ada baiknya buat kamu paham benar istilah-istilah yang ada. Dengan gitu, bisnis bakal berjalan lebih lancar karena kamu bisa mengukur setiap pencapaian kamu, khususnya soal revenue dan profit.
Pasalnya, beberapa orang sering salah kaprah menyamakan hal ini adalah sebuah profit. Padahal, revenue dan profit adalah hal yang cukup berbeda.
Revenue adalah pendapatan, profit keuntungan, (Ilustrasi/pexels.com).
Yang pertama, mari ketahui definisi revenue. Secara singkat, revenue adalah pendapatan. Pendapatan sendiri merupakan pemasukan yang diterima oleh perusahaan atau usaha kamu dalam kurun waktu tertentu.
Pendapatan tersebut berasal dari penjualan barang atau jasa dari bisnis kamu. Selain dari penjualan, hal ini juga bisa berasal dari investasi maupun deposito. Namun, hal ini biasanya komponen pengeluaran berupa operasional biasanya belum dihitung.
Inilah yang membedakan antara keduanya. Sementara itu, profit sendiri merupakan keuntungan. Secara sederhana, profit merupakan angka dari hasil pengurangan antara pendapatan dan biaya lain misalnya modal atau operasional.
Perlu diketahui, profit sendiri masih terbagi jadi dua kategori. Berikut penjelasanya yang udah dirangkum oleh MoneySmart.id:
Manajemen revenue sangat diperlukan demi keberhasilan bisnis, (Ilustrasi/pexels.com).
Salah satu tolak ukur keberhasilan bisnis adalah revenue yang dihasilkan. Patokan ini adalah langkah awal buat mengukur apakah usaha tersebut bakal berhasil atau gak. Bakal menghasilkan profit atau gak.
Revenue management sendiri berkaitan dengan pengoptimalan revenue yang kamu inginkan. Nah, salah satu cara yang ditempuh buat memprediksi hal tersebut adalah adanya revenue management alias manajemen revenue. Secara umum berikut langkah-langkah buat mengimplementasikan manajemen revenue.
Yang pasti, nilai yang kamu berikan haruslah sesuai. Dengan demikian, konsumen bakal tetap kepincut pada produk atau jasa kamu. Sebab, meskipun misalnya harganya lebih mahal dibanding kompetitor namun mereka dapat pengalaman lebih pula.
Contoh, revenue biasanya hanya melihat harga jual secara umum aja. Akan tetapi, kamu bisa berkreasi dengan yield. Misalnya, buat barang tertentu kamu jual sekian. Namun, saat kamu menerapkan yield management, kamu bisa mengkreasikannnya. Bila seseorang beli tiga misalnya maka kamu bisa kasih harga spesial.
Beberapa perusahaan ada yang terlalu berfokus mengejar revenue aja. Padahal, buat mengejar pendapatan itu pastilah ada banyak modal yang digelontorkan. Pendapatan boleh tinggi namun setelah dihitung-hitung ternyata usaha kamu gak profit. Sayang banget, kan?
Maka dari itu, perencanaan yang matang sangatlah penting. Kamu mesti mencatat pemasukan dan pengeluaran serinci mungkin. Kemudian, optimalkan usaha buat promosi seefisien mungkin sehingga gak menghabiskan cost.
Lebih baik punya profit sedikit namun kamu bisa menutupi biaya modal dan operasional dengan baik. Daripada kamu punya pendapatan tinggi namun ternyata zonk alias kosong gak ada profit. Dengan patokan ini, usaha kamu bakal dinilai sehat dan bakal sukses di masa depan.
Nah, sebelum benar-benar terjun ke dunia bisnis, ada baiknya buat kamu paham benar istilah-istilah yang ada. Dengan gitu, bisnis bakal berjalan lebih lancar karena kamu bisa mengukur setiap pencapaian kamu, khususnya soal revenue dan profit.
Pasalnya, beberapa orang sering salah kaprah menyamakan hal ini adalah sebuah profit. Padahal, revenue dan profit adalah hal yang cukup berbeda.
Revenue adalah pendapatan, profit keuntungan
Revenue adalah pendapatan, profit keuntungan, (Ilustrasi/pexels.com).
Yang pertama, mari ketahui definisi revenue. Secara singkat, revenue adalah pendapatan. Pendapatan sendiri merupakan pemasukan yang diterima oleh perusahaan atau usaha kamu dalam kurun waktu tertentu.
Pendapatan tersebut berasal dari penjualan barang atau jasa dari bisnis kamu. Selain dari penjualan, hal ini juga bisa berasal dari investasi maupun deposito. Namun, hal ini biasanya komponen pengeluaran berupa operasional biasanya belum dihitung.
Inilah yang membedakan antara keduanya. Sementara itu, profit sendiri merupakan keuntungan. Secara sederhana, profit merupakan angka dari hasil pengurangan antara pendapatan dan biaya lain misalnya modal atau operasional.
Perlu diketahui, profit sendiri masih terbagi jadi dua kategori. Berikut penjelasanya yang udah dirangkum oleh MoneySmart.id:
1. Gross profit alias keuntungan kotor
Gross profit atau keuntungan kotor profit yang dihasilkan setelah pengurangan biaya terkait langsung dengan proses produksi barang atau jasa. Contoh, biaya bahan baku dan upah karyawan.2. Net profit alias keuntungan bersih
Keuntungan bersih ini adalah profit yang dihasilkan setelah pengurangan biaya yang gak berkaitan langsung dengan proses produksi. Contohnya, biaya pajak, biaya promosi, dan lain sebagainya.Manajemen revenue buat keberhasilan bisnis
Manajemen revenue sangat diperlukan demi keberhasilan bisnis, (Ilustrasi/pexels.com).
Salah satu tolak ukur keberhasilan bisnis adalah revenue yang dihasilkan. Patokan ini adalah langkah awal buat mengukur apakah usaha tersebut bakal berhasil atau gak. Bakal menghasilkan profit atau gak.
Revenue management sendiri berkaitan dengan pengoptimalan revenue yang kamu inginkan. Nah, salah satu cara yang ditempuh buat memprediksi hal tersebut adalah adanya revenue management alias manajemen revenue. Secara umum berikut langkah-langkah buat mengimplementasikan manajemen revenue.
1. Tentukan harga
Yang pertama adalah menentukan harga. Kamu bisa menetapkan harga yang sesuai dengan nilai barang atau jasa yang kamu jual. Kamu pun mesti mempertimbangkan konsumen kamu.Yang pasti, nilai yang kamu berikan haruslah sesuai. Dengan demikian, konsumen bakal tetap kepincut pada produk atau jasa kamu. Sebab, meskipun misalnya harganya lebih mahal dibanding kompetitor namun mereka dapat pengalaman lebih pula.
2. Yield management
Yield management dengan revenue managemen memang mirip banget. Yang membedakan adalah revenue lebih ke gambaran garis besarnya tanpa memerhatikan analisis mendalam. Sementara itu, yield berfokus pada optimasinya.Contoh, revenue biasanya hanya melihat harga jual secara umum aja. Akan tetapi, kamu bisa berkreasi dengan yield. Misalnya, buat barang tertentu kamu jual sekian. Namun, saat kamu menerapkan yield management, kamu bisa mengkreasikannnya. Bila seseorang beli tiga misalnya maka kamu bisa kasih harga spesial.
3. Kegiatan promosi atau marketing
Buat meraih revenue yang diinginkan, gak dipungkiri kamu mesti lakukan kegiatan promosi dan marketing. Kegiatan promosi ini bisa bantu buat menstabilkan dan bahkan menaikkan penjualan. Bahkan, meskipun bisnis kamu udah punya nama sekalipun.Seimbangkan antara revenue dan profit
Buat keberhasilan usaha atau bisnis, kamu perlu menyeimbangkan revenue dan profit. Termausk pula menjaga cash-flow atau pengeluaran dan pemasukan usaha kamu.Beberapa perusahaan ada yang terlalu berfokus mengejar revenue aja. Padahal, buat mengejar pendapatan itu pastilah ada banyak modal yang digelontorkan. Pendapatan boleh tinggi namun setelah dihitung-hitung ternyata usaha kamu gak profit. Sayang banget, kan?
Maka dari itu, perencanaan yang matang sangatlah penting. Kamu mesti mencatat pemasukan dan pengeluaran serinci mungkin. Kemudian, optimalkan usaha buat promosi seefisien mungkin sehingga gak menghabiskan cost.
Lebih baik punya profit sedikit namun kamu bisa menutupi biaya modal dan operasional dengan baik. Daripada kamu punya pendapatan tinggi namun ternyata zonk alias kosong gak ada profit. Dengan patokan ini, usaha kamu bakal dinilai sehat dan bakal sukses di masa depan.
Post A Comment:
0 comments: