Para marketers pasti sudah gak asing lagi sama konsep klasik AIDA: Awareness, Interest, Desire, dan Action. Pada dasarnya, AIDA merupakan urutan bagaimana seseorang akan membeli produk.
Awareness adalah upaya membuat para calon konsumen mengenali atau mengingat sebuah brand. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan brand baru adalah meningkatkan brand awareness.
Setelah brand dikenal, maka akan timbul “interest” (keinginan) dari calon konsumen untuk mencari tahu lebih dalam soal produk brand tersebut. Tahap selanjutnya adalah “desire” yang berarti si calon konsumen mulai tertarik untuk membeli. Dan terakhir adalah “action” yang artinya si calon konsumen membeli produk dari brand yang bersangkutan.
Kalau orang gak kenal sama brand kamu, ya udah pasti mereka gak bakal mau beli (Jackie Chan/Boetx)
Di artikel ini, kita akan mengupas poin pertama yaitu “awareness.” Kalau orang gak tahu produk atau mereknya, gimana mereka mau beli?
Nah, buat kamu yang sedang merintis bisnis pribadi, penting untuk menebarkan nama brand-mu bak virus. Tapi sering kali, misi ini kepentok sama yang namanya bujet. Padahal, yang namanya bisnis baru, pasti belum punya pemasukan yang stabil.
Jadi bagaimana sih caranya membangun brand awareness dengan hemat supaya brand barumu dikenal orang? Mari kita simak di sini.
Jangan anggap sepele yang namanya “tagline” atau slogan brand-mu. Tagline yang asal-asalan justru bisa mencederai reputasi brand.
meningkatkan brand awareness
Gak ada yang gak kenal pastinya dengan taglinenya Nike, terutama yang sering olahraga (Tagline Nike/Youtube)
Slogan seperti milik Nike “Just do it,” Honda “Satu Hati (One Heart),” atau mungkin tagline-nya OLX “Bekas jadi Berkah.” Semuanya sederhana, bukan? Tapi punya makna yang dalam dan membekas di hati konsumen.
Pilih slogan brand yang simpel, tapi “berbicara” dan dekat dengan keseharian pengguna. Slogan yang terlalu panjang dan ribet, justru bisa sulit diingat dan malah kurang nempel di kepala konsumen.
Brand-mu mungkin masih baru dan belum banyak yang tahu. Kenapa gak kerja sama saja dengan brand besar untuk menggarap event atau kampanye bersama?
Setidaknya logo brandmu bisa nebeng di beberapa materi promosi brand besar yang bekerja sama denganmu. Jika brand besar tersebut punya jatah iklan di sejumlah media, kamu pun bisa memanfaatkan kesempatan itu. Barangkali dapat harga spesial untuk ngiklan.
Namun dalam co-branding, banyak hal yang harus diperhatikan. Salah satunya, brand yang mau kamu ajak bekerja sama harus punya profil konsumen yang sama dengan brand-mu.
Kalau profil konsumennya saja sudah beda, ya sama saja bohong. Kalau brand-mu bergerak di industri fashion, jangan kerja sama dengan perusahaan listrik dong. Jaka Sembung pake kutek, gak nyambung Jek!
Tanpa website, produkmu bakal sulit dikenal masyarakat. Saat ini, website kerap menjadi identitas dari brand, perusahaan, badan pemerintah, hingga tokoh masyarakat.
Tampilan website tentu harus menarik dan user-friendly. Dan jangan lupa untuk menyediakan konten-konten yang bisa mengedukasi masyarakat soal produkmu.
Lakukan update website setiap kali kamu menggelar kampanye, promo, atau event baru. Untuk berinteraksi dengan pengunjung web, sediakan juga aplikasi chat di website yang dikelola oleh tim customer care. Tunjukkan kalau kamu peduli dengan keluhan dan keinginan mereka.
Bila brand yang kamu kelola berjenis B2C (business to customer), atau yang penjualannya langsung ke konsumen, maka media sosial wajib dimiliki. Karena media sosial ini yang menjadi sarana bagi brand untuk berkomunikasi dengan konsumen secara langsung.
Media sosial jumlahnya cukup banyak. Namun untuk brand baru, sebaiknya kamu punya akun di Facebook, Instagram, dan Twitter. Buatlah postingan secara rutin untuk berkomunikasi dengan followers.
Penggunaan brand ambassador juga penting untuk mendongkrak brand awareness. Namun hal ini harus dipikirkan matang-matang.
Gak jarang sebuah brand menunjuk satu artis untuk mempromosikan produknya. Seperti Yamaha menunjuk pelawak Komeng, Nissan dengan Darius Sinathrya dan Donna Agnesia, atau sepatu Nike dengan Christiano Ronaldo.
Kalau Christiano Ronaldo jadi brand ambassadormu, wah pasti brandmu jadi terkenal banget (Christiano Ronaldo/Forbes)
Pada intinya, tujuan akhirnya adalah mengambil para fans artis, atlet, atau tokoh-tokoh tersebut sebagai konsumen. Oleh karena itu, sang artis dinamakan brand ambassador (duta dari brand yang bersangkutan).
Salah memilih brand ambassador jelas bisa rugi. Bayar artis gak murah, belum lagi salah menyasar target pasar bisa bikin produkmu gak laku.
Bila memang artis terlalu mahal, kamu bisa coba influencer atau tokoh-tokoh non-artis yang punya banyak followers di media sosial. Selain karena bujetnya lebih murah, mereka pun punya kemampuan untuk menggiring opini.
Banyak metode yang bisa kamu terapkan untuk membuat anggaran iklan. Namun khusus untuk brand baru, sesuaikan saja dengan kemampuan dan jangan lantas anggaran iklan mencederai anggaran operasional kantor atau yang lain.
Bila kamu memutuskan beriklan di media massa, sudah pasti kamu butuh dana yang besar. Belum lagi harus cermat memilih mana media yang tepat, dan sesuai dengan target market produkmu.
Beriklan melalui outdoor advertising, seperti billboard juga sama. Namun saat ini sudah ada startup-startup yang siap membantu brand dalam pembuatan mobile branding dengan harga terjangkau.
Sebelum kamu memutuskan untuk beriklan di media massa atau outdoor, ada baiknya beriklan di media sosial seperti Facebook. Karena selain lebih murah, kamu bisa menargetkan iklanmu sesuai dengan kriteria calon konsumen yang kamu sasar.
Upaya dalam mendongkrak brand awareness memang bukan urusan sederhana, dan memang sangat menantang. Tapi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, Jadi kalau mau berusaha dan menerapkan strategi marketing yang tepat dan cerdas, bukan gak mungkin popularitas brand-mu bisa melesat walau hanya dengan modal tipis.
Selamat mencoba. Dan semoga sukses!
Awareness adalah upaya membuat para calon konsumen mengenali atau mengingat sebuah brand. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan brand baru adalah meningkatkan brand awareness.
Setelah brand dikenal, maka akan timbul “interest” (keinginan) dari calon konsumen untuk mencari tahu lebih dalam soal produk brand tersebut. Tahap selanjutnya adalah “desire” yang berarti si calon konsumen mulai tertarik untuk membeli. Dan terakhir adalah “action” yang artinya si calon konsumen membeli produk dari brand yang bersangkutan.
Kalau orang gak kenal sama brand kamu, ya udah pasti mereka gak bakal mau beli (Jackie Chan/Boetx)
Di artikel ini, kita akan mengupas poin pertama yaitu “awareness.” Kalau orang gak tahu produk atau mereknya, gimana mereka mau beli?
Nah, buat kamu yang sedang merintis bisnis pribadi, penting untuk menebarkan nama brand-mu bak virus. Tapi sering kali, misi ini kepentok sama yang namanya bujet. Padahal, yang namanya bisnis baru, pasti belum punya pemasukan yang stabil.
Jadi bagaimana sih caranya membangun brand awareness dengan hemat supaya brand barumu dikenal orang? Mari kita simak di sini.
1. Buat tagline provokatif, berbobot, dan punya nilai “human interest”
Jangan anggap sepele yang namanya “tagline” atau slogan brand-mu. Tagline yang asal-asalan justru bisa mencederai reputasi brand.
meningkatkan brand awareness
Gak ada yang gak kenal pastinya dengan taglinenya Nike, terutama yang sering olahraga (Tagline Nike/Youtube)
Slogan seperti milik Nike “Just do it,” Honda “Satu Hati (One Heart),” atau mungkin tagline-nya OLX “Bekas jadi Berkah.” Semuanya sederhana, bukan? Tapi punya makna yang dalam dan membekas di hati konsumen.
Pilih slogan brand yang simpel, tapi “berbicara” dan dekat dengan keseharian pengguna. Slogan yang terlalu panjang dan ribet, justru bisa sulit diingat dan malah kurang nempel di kepala konsumen.
2. Lakukan co-branding
Brand-mu mungkin masih baru dan belum banyak yang tahu. Kenapa gak kerja sama saja dengan brand besar untuk menggarap event atau kampanye bersama?
Setidaknya logo brandmu bisa nebeng di beberapa materi promosi brand besar yang bekerja sama denganmu. Jika brand besar tersebut punya jatah iklan di sejumlah media, kamu pun bisa memanfaatkan kesempatan itu. Barangkali dapat harga spesial untuk ngiklan.
Namun dalam co-branding, banyak hal yang harus diperhatikan. Salah satunya, brand yang mau kamu ajak bekerja sama harus punya profil konsumen yang sama dengan brand-mu.
Kalau profil konsumennya saja sudah beda, ya sama saja bohong. Kalau brand-mu bergerak di industri fashion, jangan kerja sama dengan perusahaan listrik dong. Jaka Sembung pake kutek, gak nyambung Jek!
3. Buat website yang baik secara tampilan dan konten
Tanpa website, produkmu bakal sulit dikenal masyarakat. Saat ini, website kerap menjadi identitas dari brand, perusahaan, badan pemerintah, hingga tokoh masyarakat.
Tampilan website tentu harus menarik dan user-friendly. Dan jangan lupa untuk menyediakan konten-konten yang bisa mengedukasi masyarakat soal produkmu.
Lakukan update website setiap kali kamu menggelar kampanye, promo, atau event baru. Untuk berinteraksi dengan pengunjung web, sediakan juga aplikasi chat di website yang dikelola oleh tim customer care. Tunjukkan kalau kamu peduli dengan keluhan dan keinginan mereka.
4. Aktifkan media sosial
Bila brand yang kamu kelola berjenis B2C (business to customer), atau yang penjualannya langsung ke konsumen, maka media sosial wajib dimiliki. Karena media sosial ini yang menjadi sarana bagi brand untuk berkomunikasi dengan konsumen secara langsung.
Media sosial jumlahnya cukup banyak. Namun untuk brand baru, sebaiknya kamu punya akun di Facebook, Instagram, dan Twitter. Buatlah postingan secara rutin untuk berkomunikasi dengan followers.
5. Pilih brand ambassador yang tepat
Penggunaan brand ambassador juga penting untuk mendongkrak brand awareness. Namun hal ini harus dipikirkan matang-matang.
Gak jarang sebuah brand menunjuk satu artis untuk mempromosikan produknya. Seperti Yamaha menunjuk pelawak Komeng, Nissan dengan Darius Sinathrya dan Donna Agnesia, atau sepatu Nike dengan Christiano Ronaldo.
Kalau Christiano Ronaldo jadi brand ambassadormu, wah pasti brandmu jadi terkenal banget (Christiano Ronaldo/Forbes)
Pada intinya, tujuan akhirnya adalah mengambil para fans artis, atlet, atau tokoh-tokoh tersebut sebagai konsumen. Oleh karena itu, sang artis dinamakan brand ambassador (duta dari brand yang bersangkutan).
Salah memilih brand ambassador jelas bisa rugi. Bayar artis gak murah, belum lagi salah menyasar target pasar bisa bikin produkmu gak laku.
Bila memang artis terlalu mahal, kamu bisa coba influencer atau tokoh-tokoh non-artis yang punya banyak followers di media sosial. Selain karena bujetnya lebih murah, mereka pun punya kemampuan untuk menggiring opini.
6. Beriklan sesuai bujet
Banyak metode yang bisa kamu terapkan untuk membuat anggaran iklan. Namun khusus untuk brand baru, sesuaikan saja dengan kemampuan dan jangan lantas anggaran iklan mencederai anggaran operasional kantor atau yang lain.
Bila kamu memutuskan beriklan di media massa, sudah pasti kamu butuh dana yang besar. Belum lagi harus cermat memilih mana media yang tepat, dan sesuai dengan target market produkmu.
Beriklan melalui outdoor advertising, seperti billboard juga sama. Namun saat ini sudah ada startup-startup yang siap membantu brand dalam pembuatan mobile branding dengan harga terjangkau.
Sebelum kamu memutuskan untuk beriklan di media massa atau outdoor, ada baiknya beriklan di media sosial seperti Facebook. Karena selain lebih murah, kamu bisa menargetkan iklanmu sesuai dengan kriteria calon konsumen yang kamu sasar.
Upaya dalam mendongkrak brand awareness memang bukan urusan sederhana, dan memang sangat menantang. Tapi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, Jadi kalau mau berusaha dan menerapkan strategi marketing yang tepat dan cerdas, bukan gak mungkin popularitas brand-mu bisa melesat walau hanya dengan modal tipis.
Selamat mencoba. Dan semoga sukses!
Post A Comment:
0 comments: